Bagaimana cara Menikmati Rasa Sakit ?
![]() |
Ilustrasi orang sakit |
Melihat judul di atas mungkin yang terbesit pertama kali adalah sebuah pertanyaan “bagaimana cara menikmati rasa sakit?” Sedangkan tubuh kita secara naluriah sangat membenci kata sakit itu sendiri.
Janggal juga ya judulnya? Tapi tidak mengapa, mungkin sedikit letupan-letupan dalam otakku bisa memberikan gambaran yang baik untuk pernyataan di atas.
Oh iya, aku memang sengaja menulis untuk web ini menggunakan bahasa yang tidak formal, ya karena setelah dipikir-pikir, tema yang diangkat saja sudah berat, apalagi ditambah bahasa yang harus formal, capek lah aku.
Surat Al Hujurat
Setelah membaca beberapa ayat dalam al Qur’an tadi sore, aku berhenti sejenak pada sebuah ayat di dalam surat Al Hujurat ayat 15. Aku kutib ayatnya di bawah sini ya, biar kalian tidak susah-susah buka Al Qur’annya.
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ
Terjemahan Kemenag 2019
“Sesungguhnya orang-orang mukmin (yang sebenarnya) hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang benar”.
Oh iya, mungkin kalau ada beberapa patah kata yang bernada curhatan, anggap saja sebagai bahan refleksi utamanya buat diriku selebihnya terserah kalian bagaimana memaknainya.
Mode Sedikit Berfikir
Sesampainya di ayat yang tadi, kepalaku tiba-tiba berfikir, kalau bahasa kerennya jaman now ya brainstroming. Untuk kali ini memang aku sengaja baca al Qur’an itu pelan-pelan, selain emang gk suka cepat-cepat, lidah ini sudah syulit untuk lari cepat, sering kesleo. wkwk
Mataku tiba-tiba tertuju pada kata “tsumma lam yartaabu”. Aku merenung sejenak dan berhenti membaca. Kog ada yang nyentil hati ya? Tapi apa?
Aku ulang lagi tuh baca ayat tadi dari awal, tapi dalem hati doang yang kedua, biar otak berfikir. hehe
Seperti ada yang salah dengan hidupku di beberapa tahun belakangan ini. Mulai dari mempertanyakan profesi yang tepat? Bakat yang diberikan oleh Allah sudah terasah dengan baik belum? Dan banyak pertanyaan lainnya.
Bahkan yang paling parah, diri ini mulai mempertanyakan sudah benarkah hidupku selama ini? Baru memulai mengasah keahlian baru, sudah ragu kalau-kalau besok masih berguna tidak ya?
Ada benang merah yang aku tangkap dari ayat ini, yang paling pokok yaitu kita tidak boleh ragu ketika sudah memilih dalam artian mengimani atau meyakini akan suatu hal. Karena permulaan ayat berkisah mengenai orang beriman, yang disusul dengan penggambarannya oleh Allah SWT. Kalau sudah yakin, jangan sampai ragu! Titik bertongkat and no debat!
Bagaimana Cara Menikmati Rasa Sakit ?
Nah, bagian ini adalah bagian yang kalian tunggu-tunggu bukan?
Sebenarnya, Allah sudah merangsang diri kita melalui ayat tadi, di beberapa penggal kata akhir.
Coba tebak, di mana kata-kata rangsangan itu?
(okey, simpan dahulu jawabannya)
Aku artikan orang yang beriman di sini menjadi artian yang luas, yaitu orang yang yakin. Entah meyakini akan Allah dan RasulNya(khusus), cita-cita, hobi dan teman-temannya.
Buat teman-teman yang belum yakin, atau udah yakin tapi ternyata goyah keyakinannya ketika menggeluti sebuah passion, maka buanglah jauh-jauh rasa ragu itu. Itulah yang dinamakan beriman(dalam artian luas).
Karena syarat utama menjadi orang yang beriman, yaitu tidak ada rasa ragu!
Bukti keimanan seseorang itu kuat, ada pada kata-kata setelahnya. Di mana? Yups, kata jihad sampai kata jiwa.
Jihad, dalam artian luas berjuang, entah berjuang untuk menjadi seseorang yang ahli dalam sebuah bidang membutuhkan banyak pengorbanan.
Pengorbanan yang utama yaitu berkorban dengan harta, kemudian dengan jiwa.
Terkadang kita tidak punya harta yang banyak untuk berjuang, tapi bisa ditutup dengan jiwa, atau diri kita.
Menahan rasa sakit, pusing, lelah dalam berjuang untuk menjadi seseorang yang ahli merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditolak.
Para Ulama, dalam sebuah bait syairnya menyampaikan, “Barangsiapa yang menginginkan kemuliaan maka bergadang di malam hari adalah sebuah keharusan”. (Wa man tholabal ‘ulya saharal layaali)
Itulah jawaban yang aku dapatkan dari ayat tadi.
Tafsir Surat Al Hujurat Ayat 15
Konteks utama yang dibicarakan pada ayat ini berbicara mengenai orang Arab Badui yang mengaku bahwa dirinya telah beriman.
Konteks ini terdapat pada ayat sebelumnya, yaitu ayat ke 14. Di mana orang Arab Badui mengaku telah beriman kepada Allah dan Rasulullah Saw. Akan tetapi dibantah pernyataan itu oleh Allah dan Dia menyuruhnya untuk mengatakan bahwa “Aku adalah orang Islam”.
Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan, bahwa orang beriman adalah mereka yang tidak ada keraguan dalam dirinya serta senantiasa berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwanya, mereka itulah orang-orang yang benar.
Kesimpulan
Ayat-ayat yang berbicara mengenai perjuangan sangatlah banyak.
Buat Aku terutama, dan selebihnya buat teman-teman, alangkah baiknya kita menjaga keyakinan atas sesuatu yang diperjuangkan.
Karena godaan dan ujian tak hanya datang dari dalam diri kita, bahkan teman dekat kita pun bisa jadi akan menjadi ujian pula bagi kita.
Semoga bermanfaat!
Jangan lupa berdoa setiap saat!
Salam sehat!
Posting Komentar untuk "Bagaimana cara Menikmati Rasa Sakit ?"