Apakah Hal ini Sesuai dengan Persangkaanmu? Tafsir Ash Shaff
Tidak setiap apa yang kita sangka akan sesuai dengan realita, betul tidak?
Coba jawab deh.
Bahkan tidak cuman sekali dua kali, bisa bahkan berulang kali dalam hidup kita.
Sama nih dengan ku, pernah berprasangka begini eh malah jadinya begitu. Jauh api dari panggangan, gk matching.
Mengajak Kebaikan tapi tidak Melakukan
Pernah suatu hari, pagi masih merekah indah-indahnya. Sang Surya belum menampakkan keganasannya, masih malu-malu di ujung timur sana.
Aku baru santai-santai di serambi masjid, catnya berwarna hijau, adem aja liatnya. Waktu itu, sedang asyik baca sebuah surat. Pendek tapi banyak makna di dalamnya.
Aku sedang baca surat Ash-Shaf, yang panjang suratnya cuman 1,5 halaman saja. Dimulai dari ayat pertama berisi tentang anjuran untuk bertasbih kepada Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan kita semuanya sampai pada ayat ke 2.
Nah, bagian yang bikin tergelitik ini pas ayat 2. Allah habis menyuruh kita untuk bertasbih tiba-tiba memberikan nasehat yang isinya seperti ini.
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?”
Sebelum aku lanjutkan, coba jawab apa maksud dari ayat tersebut? (Simpen dulu jawabannya ya!)
Saat itu, aku yang suka sama ayat ini, memandang kalau maksud ayat ini tuh “Kita sebagai orang yang beriman tidak boleh namanya menyuruh orang lain melakukan kebaikan tapi kita sendiri tidak melakukannya”. Kira-kira seperti itu pemahaman ku waktu itu.
Kalau pemahaman kalian tadi apakah sama denganku? Kalau sama, toss dulu dah! 🖐️
Dan aku juga menemukan di banyak orang dengan pemahaman yang sama. Banyak nih temennya. Wkwk
Pertanyaan berikutnya, apakah pemahaman kita sudah sesuai dengan konteks dan maksud ayat ke 2?
Tidak Menepati Janji
Ada suatu hal yang perlu dipahami setiap orang yang ingin mentadabburi Al-Qur'an, bahwa suatu ayat akan berhubungan dengan ayat-ayat sebelumnya atau setelahnya.
Jadi kesalahan ku waktu itu hanya melihat di ayat tersebut(ayat ke 2), tanpa melihat ayat setelah atau sebelumnya.
Pada akhirnya sampai pada kesimpulan seperti yang aku sebutkan tadi.
Padahal kalau dinalar secara logika umumnya para ustadz dan da’i, mereka menyampaikan ilmu ya apa yang sudah mereka pelajari meskipun beberapa ada yang belum dilaksanakan, seperti haji dan zakat mal. Karena memang belum memenuhi syarat-syaratnya.
Terus apa yang mereka lakukan berdosa? Ya enggaklah! Kan mereka menyampaikan kebaikan.
Terus maksud ayat tadi bagaimana dong?
Sebab turunnya ayat tadi tuh, waktu itu para Sahabat bilang “Andai kita tahu nih amalan apa yang paling disukai oleh Allah, tentu kita akan cepet-cepetan ngelakuin itu, meski pake harta dan jiwa kami”. Gitu kata para Sahabat.
Eh dikasih tau tuh sama Allah di ayat yang ke 4, kalau Dia suka orang yang berperang di jalan Allah dalam barisan yang rapi.
Lalu Allah coba uji ucapan mereka dengan perang Uhud, ehh para Sahabat lari kocar-kacir dihajar kaum musyrikin Mekkah. Allah bilang tuh ‘hei orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan’.
Udah mulai kelihatan kan konteksnya? Kalau di dalam tafsir Ibnu Katsir, yang dimaksud ayat ke 2 tadi tuh “Hendaknya kita jadi orang yang memenuhi janji”. Jangan sampai menjadi orang yang mengingkari atau tidak menepati janji.
Tambahan lagi dari diriku pribadi(analisi pribadi nih). Shighoh atau bentuk kalimat yang digunakan oleh Allah tatkala menegur orang-orang yang beriman selalu menggunakan sindiran atau bahasa yang halus. Sama tuh kek di surat 'Abasa pas Allah menegur Nabi Muhammad Saw. Dia menggunakan kalimat tidak langsung untuk menyindir kekasihNya itu.
Jauh banget yak? Wkwk
Membaca Tafsir Dahulu Baru Tadabbur
Buat aku khususnya dan selebihnya buat teman-teman, kalau ingin mentadabburi ayat-ayat di dalam Al-Qur'an baiknya dibaca dulu ayat sebelum dan setelahnya. Dipahami baik-baik.
Yang lebih baik lagi, sebelum tadabbur ya wajibnya baca tafsirnya dahulu lah. Kan kita gk tau tuh bahasa Arab kek mana bentukannya?
Dan hendaklah hati-hati di dalam mentadaburi Al Qur'an, jangan sampai tuh tadabbur sak penakke dewe.
Parahnya, menggunakan ayat untuk kepentingan pribadi dan menuduh orang lain bersalah. Parah banget, asli!
Semoga bermanfaat!
Tetap semangat dan sehat!
Posting Komentar untuk "Apakah Hal ini Sesuai dengan Persangkaanmu? Tafsir Ash Shaff"