Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Emosi Marah itu Manusiawi! Begini cara Mengendalikannya agar Hidup Lebih Tenang

kucing marah
ilustrasi : Kucing Marah


Pernahkah kalian emosi marah? Bahkan sampai meluap-luap kemarahannya?

Atau mengambil keputusan hidup yang sangat krusial dalam kondisi emosi tidak stabil?

Adakah mungkin juga diantara kalian memiliki sifat bawaan temperamen alias keras?

Silakan dijawab dalam diri masing-masing ya! Jangan sebar di sosmed!

Sifat mudah marah atau temperamen, mungkin banyak di antara kita yang mengalaminya atau bisa dibilang mengidapnya. Memakai kata mengidap rasanya seperti penyakit saja. 

Marah itu manusiawi. Namun jika membiarkan marah tetap bergejolak, yang ada hidup menjadi tidak tenang.

Bisa dibilang sifat mudah marah adalah ujian dari Allah SWT kepada hambaNya. Lantas kalau itu memang dari Allah, berarti salah Allah dong kalau kita sampai marah-marah tidak terkendali?

Eits! Kog kesannya serba nyalahin Allah ya?

Ok, bisa disimak lanjutannya di bawah ini!

Mengapa Kita Marah?

Hal pertama yang harus kita tanyakan kepada diri sendiri yaitu mengapa kita mudah marah. Pada hakikatnya setiap manusia bisa marah, cuma tidak semuanya mengeluarkannya begitu saja.

Marah merupakan bagian dari sifat manusia yang melekat tidak bisa dihilangkan alias sifat itu manusiawi. Itulah mengapa manusia berbeda dengan malaikat yang notabene diciptakan oleh Allah tidak memiliki sifat selain ketaatan.

Namun ada satu hal yang Allah anugerahkan, sesuatu yang Allah sendiri memujinya dengan pujian yang tinggi yaitu akal. Dengannya manusia bisa memilih mana yang terbaik untuk dirinya dan orang yang dicintainya.

Oh iya, Rasulullah SAW meskipun beliau seorang manusia yang paling sempurna, tapi beliau pernah marah juga. Marahnya beliau tidak meluap-luap, tapi bisa dilihat dari wajah beliau yang menjadi merah padam dan diam seribu bahasa.

Meskipun orang yang sedang marah memiliki konotasi dalam kondisi yang tidak baik, tapi Rasulullah SAW pernah memuji bagi siapa yang mampu menahan marah ketika gejolaknya sedang kuat-kuatnya. Beliau SAW bersabda, bukanlah orang yang kuat itu mereka yang selalu menang ketika tanding gulat, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan amarahnya.

Saya sendiri juga senantiasa mengingat nasehat dari Buya Hamka, yang intinya jangan jadikan nafsu menjadi imammu, tapi akal yang jernih yang harus senantiasa memimpin.

Jadi, marah memang memiliki konotasi yang tidak baik, akan tetapi juga mendatangkan pahala yang besar bagi orang yang bisa menahannya. Pahalanya tidak main-main besarnya, apalagi kalau bukan kesenangan yang kekal di surganya Allah? “Janganlah kamu marah!” sabda Rasulullah SAW kepada seorang sahabat yang meminta nasehat kepadanya, “maka bagimu surga”.

Baca juga : Cukupkah hafalan al-Qur'an menjadi penuntun hidup?

Bagaimana Cara Menahan Marah?

Allah memberikan ujian bagi kita tentu juga ada jalan keluarnya alias solusinya. Menahan marah itu ada trik dan caranya, bahkan bisa dibilang sangat mudah. Kita semuanya bisa melakukannya.

Apa dong caranya?

Bagaimana cara menahan amarah?

Pepatah mengatakan, ada banyak jalan menuju Semarang buat beli cireng.

Cara Pertama dengan berwudhu atau membasuh anggota badan dengan air, tapi tidak usah mandi ya! Ada gila-gilanya kalau sampai mandi juga.

Mengapa demikian? Air adalah benda yang sejuk terasa sedangkan amarah merupakan suatu hal yang tak berwujud tapi terasa panas. Panas lawan alaminya adalah air yang dingin dan menyejukkan. Sehingga dengan cara begitu amarah bisa didinginkan atau diredupkan.

Cara kedua dengan berganti posisi saat marah. Misalnya, kita sedang marah saat berdiri, maka hendaknya kita merubah posisinya menjadi duduk. Saat duduk masih terasa marahnya, maka kita rubah posisi menjadi tiduran. Jika masih marah maka ambillah air wudhu sebagaimana cara yang pertama tadi lalu kerjakan sholat.

Cara ketiga, ini cara yang sering saya praktikkan pada diri sendiri. prosesnya memang lama sih tapi worth it kog dengan hasilnya. Dan treatmen jangka panjang begini biasanya menghasilkan hasil yang bagus untuk kebiasaan baru saat marah.

Caranya cukup simpel, yaitu dengan diam dan menarik nafas panjang lalu jangan biarkan satu patah kata pun keluar dari mulut kita. Kalau sampai ada kata yang keluar saat marah, maka anggap saja belum sempurna hasilnya.

Baca juga : Bagaimana cara menahan rasa sakit?

Selain menahan untuk tidak berucap meskipun hanya sepatah kata, tatalah hati dengan sering-sering mengambil nafas panjang. Hal itu akan lebih menguatkan dan menenangkan hati.

Itulah beberapa metode yang sering saya gunakan ketika amarah itu menghampiri.

Oh iya, janganlah kalian suka ikut arus dengan suka mengumpat-umpat tidak jelas ketika melihat berita yang tidak baik di internet. Karena hal itu akan mendatangkan hal-hal negatif ke dalam diri kita.

Apakah Obat Marah mu sudah Manjur?

Obat marah untuk setiap orang akan berbeda. Ada yang cukup dengan diam, ada pula yang dengan berpindah posisi, ada juga yang suka membasuh anggota badan dengan air.

Masih ingatkah kalian dengan salah satu materi dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam saat masih SMA dahulu? Ada sebuah sifat manusia yang buruk yaitu nafsu amarah yang senantiasa membisikkan keburukan dalam hati manusia.

Jika kita mengikuti nafsu tersebut sama saja yang menjadi pemimpinnya adalah nafsu amarah tadi. Akan tetapi Allah memberikan kita akal yang harus senantiasa dipergunakan untuk kebaikan. Maka, kita berusaha semaksimal mungkin bagaimana caranya akal yang lurus senantiasa menjadi pemimpinnya.

Jika kita bisa melewati setiap ujian kemarahan dengan baik, maka surga sudah tentu pantas untuk kita miliki, persinggahan yang tidak ada tempat singgah setelahnya.

Semoga Bermanfaat!

Posting Komentar untuk "Emosi Marah itu Manusiawi! Begini cara Mengendalikannya agar Hidup Lebih Tenang"